Sunday 21 July 2013

sebuah cerita yang terekam memori

Ada beberapa peristiwa yang tak mungkin luput dari ingatan. yap, iseng buka folder dan nemuin link ini  :

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/01/03/105888

http://news.liputan6.com/read/370619/rumah-pejabat-disatroni-perampok

Kejadian yang gak akan pernah mungkin aku dan keluargaku lupakan seumur hidup. Surprise istimewa di awal tahun 2012. Masih terekam, di awal tahun sekeluarga masih sempet ketawa2 tahun baruan di Solo. Pulang dari Solo, aku langsung dianter ke Semarang karna besoknya UAS. Semua berjalan sebagaimana mestinya sampe aku dapat kabar itu… rasanya? ancur :’)

Entah harus gimana ngegambarin situasi di rumah, sedangkan aku sendiri di sini lagi berjuang ngadepin uas. Berkali-kali nangis juga ga mecahin masalah. tiap hari telpon rumah ga ada respon. Semangat dari teman2 terdekatku yang ngebuat aku masih sanggup belajar ngadepin uas.

Masih terekam suara isak tangis Mama di telpon, suara Papa yang selalu menguatkan, dan mengatakan di sana udah baik2 aja. Gimana aku tau baik2 aja sedangkan yang aku tau tanteku masih di rumah sakit dan masih bolak-balik dimintai keterangan polisi tentang kronologi kejadian.

Bisakah kamu bayangkan saat kamu sedang UAS, dan ga sengaja nonton tv justru ada orang tuamu tengah diwawancarai? Rumahmu berhias police line? Sempat terbayangkah pada headline surat kabar justru memberitakan keluargamu sendiri? Gimana rasanya? 

Aku hanya berdoa bukan untuk agar semua baik-baik saja, ya karna aku tau tidak ada yang baik2 saja di sana, saat itu. Aku berdoa agar semua yang di rumah dikuatkan. Aku ga bisa nemenin di saat2 tersulit mereka.

Tak lama setelah kejadian itu, Mama drop dan harus dirawat di rumah sakit hampir 10 hari di sana. Lagi-lagi aku gak bisa nemenin, karna saat itu aku udah berangkat ke Jakarta. Pengen rasanya aku peluk Papa saat itu juga. Aku merasakan betapa hebatnya Papa yang selalu bersikap seolah semua baik2 saja. Harus menguatkan Mama dan anak2nya tentunya. Aku hanya berdoa kuatkan beliau, aku sangat menyayanginya. 

Beruntung aku mempunyai 2 kakak laki-laki yang ditugaskan oleh Papaku untuk menjaga adik2nya saat itu. Bagi tugas. Berkali-kali aku nangis, aku dimarahin kakakku dan bilang jangan sampe nangis di depan Mama.
Tanteku, mengalami trauma, beliau gak mau ditinggal sendirian. Papa selalu nyuruh aku buat kuatin Mama, karna seorang ibu pasti lebih dengerin omongan anak perempuannya. Ya jadilah aku selalu menemani Mama sepulang dari semua urusanku di Jakarta dan selalu mengatakan aku menyayanginya, kami membutuhkan Mama, jangan sakit Ma..

Kondisi rumah yang selalu “panas", membuat semakin ga karuan saat itu. Semua orang jadi gampang marah, ga sabaran, macem2. Aku hanya harus tetap tersenyum, apalagi adekku masih kelas 3 SD dan dia gak ngerti apa2. Belum lagi wartawan yang tiap hari ke rumah, karna ternyata yang hilang 3x lipat dari berita awal. Kabel telpon rumah sempet dicabut supaya orang2 kepo berhenti mencari. Ya karna orang rumah jujur udah ga ngurusin masalah yang hilang, tapi sekarang semua ngurusin kesehatan Mama dan tante. that’s enough.

Keadaan berangsur-angsur membaik. Giliranku yang down sendirian. Ya, nilai semester 5 ku anjlok, dari IP 4 jadi 3,25. Rasanya kaya dijatuhin dari lantai 10. Ancur…

Aku tau itu kesalahanku yang sangat amat fatal, karna aku gak belajar semasa UAS saat itu. Yah aku ga bisa menyalahkan peristiwa itu. Mama Papa baru kali itu gak menegur karna nilaiku ancur. Bener-bener masa tersulit…

Hingga hari berganti hari, semua berjalan kembali normal. Mama kembali sehat, tanteku udah sembuh. Buatku itu cukup,harta masih bisa dicari bareng2, tapi kesehatan sama mental itu harus dibangun lagi dari awal.

Di situ, bener2 merasakan fungsi keluarga yang sesungguhnya. Yang harus saling menguatkan, walau tau semua sedih, semua sakit, semua capek, tapi kalo ga ada yang ngalah untuk berpura-pura semua baik-baik saja , siapa yang akan menguatkan?

Hari berlalu, dan sekarang masa itu udah 1,5 taun lalu. Kejadian yang selalu diingat dan sesak untuk dikenang. Percaya Allah bakal ganti yang lebih baik kebukti semua. Bukankah Allah ga akan kasih ujian yang melampaui kemampuan kita? Ya, aku percaya :)

Tuesday 9 July 2013

duapuluhdua

selamat datang masa duapuluhdua-ku,
banyak doa dan harapan yang aku torehkan padamu,
selamat untukmu karna datang saat bulan yang dicintai umat Islam datang pula,
semoga kaupun membawa kebahagiaan (pula)
tentunya aku berdoa agar selalu bisa menjadi pribadi yang baik, baik, dan
lebih baik lagi di mataNya :)
duapuluhdua-ku,
semoga tak lama setelah aku memasuki masamu, aku segera meluluskan pendidikan strata 1-ku
semoga tak lama setelah aku memasuki masamu, aku bisa membuat kedua orang tuaku tersenyum bangga padaku
semoga tak lama setelah aku memasuki masamu, aku bisa memiliki penghasilan sendiri yang berkecukupan
semoga tak lama setelah aku memasuki masamu, aku bisa melanjutkan tulisan-tulisan yang aku telantarkan dan bisa mempublishnya
semoga tak lama setelah aku memasuki masamu, aku segera menemukan dia yang terakhir -seseorang yang memang benar-benar tak bisa tanpaku, dan aku tak bisa tanpanya-
semoga tak lama setelah aku memasuki masamu, aku bisa mencicipi indahnya pemandangan di negeri orang
semoga…