Friday 2 December 2011

SIKAP SKEPTISISME, PERLU ATAU TIDAK?


Pengetahuan maupun keyakinan merupakan sikap mental seseorang dalam hubungan dan objek tertentu yang disadarinya sebagai ada atau terjadi. Perbedaannya, dalam keyakinan, objek yang disadari sebagai ada, tidak perlu harus ada sebagaimana adanya. Sebaliknya, dalam pengetahuan, objek yang disadari itu memang ada sebagaimana adanya.
            Adanya pengetahuan dan keyakinan mendasari seseorang untuk bersikap skeptisisme. Skeptisisme juga dianggap sebagai salah satu bentuk keyakinan. Skeptisisme merupakan sikap bahwa kita tidak pernah tahu tentang apapun. Skeptisisme menekankan bahwa mustahil manusia mencapai pengetahuan tentang sesuatu atau dapat dikatakan bahwa manusia tidak pernah merasa pasti dan yakin apakah bisa mencapai pengetahuan tertentu.
            Pengetahuan menyangkut tentang kepastian. Sehingga apapun yang diklaim sebagai pengetahuan harus mempunyai kebenaran dan dapat dilakukan pembuktian. Para penganut skeptisisme selalu mempertanyakan apakah manusia dapat memperoleh informasi yang dapat diandalkan tentang segala sesuatu. Tidak ada manusia yang pasti tahu tentang dunia di sekitarnya. Dapat dikatakan tidak ada pengetahuan di dunia, begitu menurut kaum skeptisisme.
            Adanya sikap skeptisisme memberikan dampak postif bagi ilmu pengetahuan. Manusia dituntut untuk meragukan secara positif segala sesuatu dari setiap klaim yang diperoleh. Sebagai contoh adanya pemberitaan tentang pesawat UFO yang mendarat di bumi. Pemberitaan ini ditanggapi beragam oleh masyarakat. Masyarakat yang mempunyai sikap skeptisisme selalu mempertanyakan kebenaran hal ini. Seperti pada halnya kasus crop circle yang terjadi di persawahan Jogotirto, Berbah, Sleman yang terjadi pada hari Minggu, 23 Januari 2011. Crop Circle sebenarnya merupakan fenomena alam paling sering di jumpai. Sudah hampir 350 tahun semenjak kemunculannya pertamakalinya di Inggris pada tahun 1647, sampai sekarang belum ada jawaban yang pasti bagaimana cara mereka terbentuk. Ada yang mengatakan itu merupakan perbuatan manusia, perbuatan alien (makhluk asing)  dan ada yang menyatakan crop cicle dapat terjadi akbiat dari angin puting beliung.
            Masyarakat hendaknya bersikap kritis dalam pemberitaan ini. Yang artinya, tidak semua pemberitaan yang dilakukan oleh media ditanggapi sebagai sebuah kebenaran. Sikap untuk meragukan pemberitaan crop circle ini hendaknya dapat diterapkan agar masyarakat tidak gampang menerima pengetahuan yang belum tentu mengandung kebenaran tersebut.
            Crop circle sendiri adalah suatu bentuk lingkaran maupun bentuk-bentuk lainnya seperti geometri. Kebanyakan dari crop circle ini berukuran luas dan besar. Dari bentuk crop circle tersebut bahkan ada yang yang biasa ditemui membentuk citra mahkluk hidup seperti kalajengking, bunga matahari, lebah, dan dijumpai terutama di ladang pertanian khususnya gandum. Di negara seperti Inggris, Canada, Amerika, Australia dan Jepang, banyak ditemukan fenomena crop circle ini. Fenomena crop circle biasanya muncul di musim panas saat ladang pertanian ditumbuhi dengan tanaman. Bentuk geometri yang terbentuk kadang berupa lingkaran-lingkaran atau bisa juga berbentuk rangkaian gambar yang unik, yang menunjukkan bahwa pembuatnya adalah makhluk yang cerdas. Sejauh ini, fenomena crop circle sering dikaitkan dengan UFO (unidentified flying object) dan alien. Namun, sebagian lain berpendapat, hal tersebut akibat fenomena alam atau bahkan sengaja dibuat manusia. Hingga saat ini para ilmuwan gencar melakukan penelitian guna menjawab pertanyaan masyarakat, siapakah pembuat crop circle ini sebenarnya.
            Pada abad ke-20 terjadi sekitar 10.000 crop circle, sementara jumlah kasus UFO yang dilaporkan sejak sebelum tahun 1940 hingga sekarang sekitar 550 kasus dengan 434 kasus di antaranya disertai foto. (http://oase.kompas.com/read/2011/01/26/07014963/UFO..Sebuah.Perjalanan.Panjang.Pikiran)

                Soal ada atau tidaknya UFO ini selalu memancing perdebatan panjang. Di satu sisi ada kelompok yang percaya akan adanya UFO, yaitu benda terbang tak dikenal yang disebut-sebut sebagai kendaraan makhluk asing (alien) dari luar angkasa. Di sisi lain ada kelompok yang tidak percaya akan eksistensi makhluk luar angkasa dan UFO. Kelompok yang tidak mempercayai adanya UFO ini dapat dikatakan sebagai kaum skeptisisme, yaitu meragukan segala sesuatu yang belum dapat dikatakan sebagai sebuah kebenaran.
            Menurut pendapat kelompok pertama yang percaya adanya UFO, crop circle adalah jejak pendaratan UFO. Menurut mereka, sangat sulit membayangkan suatu pola rumit di wilayah cukup luas seperti lingkaran di Sleman berdiameter sekitar 60 meter-70 meter yang bisa dibuat secara cepat tanpa diketahui orang.
            Sedangkan menurut pendapat kelompok kedua yang tak percaya adanya UFO, crop circle adalah karya seni buatan manusia. Hal ini ditegaskan pula oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional setelah mengadakan penelitian langsung ke tempat tersebut menjelaskan, lingkaran misterius di Sleman adalah buatan manusia karena di tengahnya ada lubang yang diduga bekas tempat menancapnya poros untuk membentuk pola-pola lingkaran.
            Terdapat bukti lain, yaitu adanya pengakuan dari Doug Bower dan Dave Chorley pada tahun 1991 bahwa mereka yang telah menciptakan lingkaran misterius di Longwood Estate. Ide membuat lingkaran mereka cetuskan tahun 1978. Para pencipta crop circle memiliki situs resmi lengkap dengan cara membuat crop circle.
            Kemajuan ilmu pengetahuan sekarang ini membuat masyarakat lebih sering bersikap skeptisisme. Masyarakat seperti haus akan jawaban-jawaban dai semua pertanyaan yang ada. Namun jawaban-jawaban yang ada justru membuat masalah baru apakah jawaban tersebut bersifat subjektif atau objektif.
            Seperti halnya pada fenomena yang terjadi pada bumi. Usia bumi mencapai sekitar 4,5 miliar tahun. Dengan usia bumi yang tua tersebut, tentunya di bumi banyak menyimpan misteri yang belum terungkap seperti halnya masalah ada tidaknya UFO tersebut. Demikian pula dengan perjalanan ilmu pengetahuan yang seakan tak bertepi dan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Dengan melihat umur bumi yang sangat tua maka dapat dipastikan perjalanan ilmu pengetahuan masih akan sangat panjang. Mungkin jawaban akan pertanyaan tentang UFO baru akan ditemukan di suatu tempat pada  masa depan. Atau mungkin justru tidak aka nada jawaban sama sekali karena UFO bisa jadi hanya merupakan hasil dari konstruksi pikiran manusia.
            Tentang fenomena crop circle di Jogja, mantan Kepala Observatorium Bosscha Moedji Raharto mengatakan jika memang fenomena crop circle di Sleman, Jogja disebabkan oleh UFO atau alien, pasti UFO atau alien akan meninggalkan sesuatu. Tidak mungkin UFO atau alien datang tidak membawa apa-apa. Menurut Moedji Raharto pula, sesuatu yang ditinggalkan itu bisa digunakan sebagai dasar analisis untuk mengetahui kebenarannya. Jika memang benar merupakan jejak UFO, perbedaan unsur kimiawi pasti ada. Sama seperti meteorit yang berbeda unsur kimianya dengan tanah. Namun tidak mudah untuk melakukan deteksi itu. Karena alien dan UFO pasti datang dengan membawa unsur kimia yang agak langka sehingga sulit diidentifikasi. Belum diketahui dengan pasti unsur kimia yang membedakan sebab kehadiran UFO ke bumi memang belum bisa dibuktikan secara ilmiah.
           
            Dengan adanya pendapat dari ilmuwan-ilmuwan yang masih menyangkal adanya UFO atau alien yang mendarat di bumi, menunjukkan bahwa masyarakat jangan lekas percaya pada berita-berita yang simpang siur. Apalagi menyangkut tentang ilmu pengetahuan. Sikap skeptisisme dari para ilmuwan membuat para ilmuwan akan selalu mencari tahu kebenarannya. Para ilmuwan akan terus mengadakan penelitian-penelitian demi terciptanya kebenaran untuk ilmu pengetahuan.
            Sikap skeptisisme juga dapat dikatakan sebagai bentuk keyakinan. Kita sebagai manusia tentunya mempunyai keyakinan atas hal tertentu. Dalam hal keyakinan beragama misalnya, manusia meyakini bahwa akan adanya Tuhan, akan adanya surga dan neraka, dan keyakinan untuk melakukan ritual tertentu. Skeptisisme menekankan pada tidak adanya klaim terhadap kebenaran. Dengan kata lain, tidak ada kebenaran yang sempurna, adanya kebenaran relatif.
            Para pendukung skeptisisme mempunyai anggapan bahwa akal memberi pengetahuan yang bersifat relatif sehingga membuat segala anggapan yang dibuat oleh manusia adalah relatif. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia sering keliru dalam hal mendengar maupun melihat. Atau dengan kata lain, skeptisisme merupakan sebuah pendekatan dalam menerima dan menolak pada informasi baru yang membutuhkan informasi baru lainnya yang digunakan sebagai bukti pendukung. Jadi, sebelum informasi tersebut dapat dibuktikan secara akurat, kaum skeptis akan menolak informasi tersebut sebagai pengetahuan.
            Apa yang dianggap sebagai pengetahuan dirumuskan sebagai proposisi. Pengetahuan yang diungkapkan dalam proposisi itu hanya sah dianggap sebagai pengetahuan jika proposisi tersebut dalam kenyataannya benar sebagaimana yang diungkapkan. Pengetahuan bukan sekedar sikap mental karena setiap pernyataan atau proposisi yang merupakan pengetahuan harus selalu mengandung kebenaran dan oleh karena itu selalu punya acuan pada realitas.
            Menurut paham skeptisisme, sangat sulit memberikan bukti atas proposisi apapun yang diklaim sebagai pengetahuan tersebut. Dengan sikap skeptisisme yang meragukan segala sesuatu, manusia dapat melangkah lebih jauh menuju pada kebenaran yang lebih pasti dan lebih sempurna. Sikap skeptisisme atau mempertanyakan, atau dapat diartikan sebagai ketidakpercayaan yang merujuk pada keraguan.
Dalam filsafat, mempertanyakan adalah merujuk lebih bermakna khusus untuk suatu atau dari beberapa sudut pandang. Termasuk sudut pandang tentang:
  1. sebuah pertanyaan,
  2. metode mendapatkan pengetahuan melalui keraguan sistematis dan terus menerus pengujian,
  3. kesembarangan, relativitas, atau subyektivitas dari nilai-nilai moral,
  4. keterbatasan pengetahuan,
  5. metode intelektual kehati-hatian dan pertimbangan yang ditangguhkan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, sikap skeptisisme membuat kaum skeptic ini meragukan segala sesuatu. Jika dalam bidang agama, sikap skeptisisme hampir selalu dikaitkan dengan atheism. Sebenarnya, kaum skeptis ini meragukan tentang masalah eksistensialisme. Mereka yang meyakini bahwa adanya Tuhan tidak dapat dibuktikan, namun kebenaran Tuhan tidak dapat diingkari. Skeptis mengenai agama itu sebenarnya merupakan hal yang wajar karena manusia memiliki indera yang ditakdirkan untuk melihat benda konkrit yang nyata dan dirasakan oleh indrawi seutuhnya. Benda abstrak hanya bisa dilihat melalui keyakinan dan pemahaman.
Agama merupakan hal yang diyakini oleh umat manusia sedari kecil. Keyakinan tentang agama tergantung bagaimana setiap individu dalam menerima informasi tentang keyakinannya tersebut. Sebut saja kasus yang sekarang ini sedang merebak, kasus penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik. Aliran Ahmadiyah dianggap sesat oleh MUI dan ormas-ormas Islam lainnya.
Ahmadiyah adalah salah satu ajaran dalam Islam yang muncul di Qadian dengan tokohnya Mirza Ghulam Ahmad. Ahmadiyah terbagi menjadi menjadi dua aliran, Qadiyan dan Lahore. Namun Menteri Agama, Suryadharma Ali hanya menyatakan Ahmadiyah Qadiyan yang mengajarkan aliran sesat. Di beberapa negara, seperti di Arab dan Pakistan, pengikut Ahmadiyah dimusuhi secara terang-terangan. Ajaran Ahmadiyah yang meyakini bahwa Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi membuat Ahmadiyah langsung dicap sebagai ajaran sesat.
Terjadinya penyerangan terhadap kaum Ahmadiyah sangat disayangkan. Karena tentunya dalam ajaran agama tidak menganjurkan untuk saling menyerang satu sama lain. Yang dianjurkan adalah saling mengingatkan apabila memang terbukti menyimpang dari ajaran agama yang diyakini. Namun di balik segala anggapan tentang Ahmadiyah yang mengajarkan ajaran sesat, kembali pada pembahasan sebelumnya, salahkah apabila kaum Ahmadiyah meyakini ajarannya seperti itu?
Dapat dikatakan kaum Ahmadiyah mungkin hanya menjadi kaum skeptis yang hanya ingin mencari kebenaran yang hakiki dari sebuah agama yang dianutnya dari kecil. Kaum Ahmadiyah mempunyai cara tersendiri untuk mencari tahu kebenaran. Manusia tidak berhak menentukan suatu keyakinan seseorang sesat atau tidak. Sesat memang bisa terjadi pada konsep agama. Namun tentunya masalah ini akan langsung berurusan dengan Tuhan.
Kebanyakan orang menilai masalah ini dari sisi negatifnya saja. Masalah ini menjadi besar ketika ormas-ormas memojokkan kaum Ahmadiyah. Kaum Ahmadiyah dikucilkan karena ormas-ormas lain merasa dirinya sebagai mayoritas dan Ahmadiyah sebagai minoritas sehingga wajib disingkirkan. Sebenarnya menjadi hal yang umum apabila suatu kelompok berusaha mempertahankan kebenaran yang mereka yakini seperti halnya pada kaum Ahmadiyah ini.
Sikap skeptisisme memang cenderung selalu dianggap negative. Skeptisisme memang mempunyai kelemahan karena tidak bersifat konsisten, tidak memiliki arti, berlawanan dengan akal sehat, dan bertentangan dengan bahasa. Namun di samping kelemahan-kelemahan tersebut, perlu kita ketahui sikap skeptisisme bermanfaat bagi pengetahuan dan keyakinan. Sikap meragukan secara positif setiap klaim dan bukti yang diperoleh menunjukkan sikap kritis, dan sikap yang tidak mudah percaya begitu saja terhadap informasi yang belum mempunyai bukti yang cukup kuat terhadap kebenaran informasi tersebut.
Dengan sikap skeptisisme pula yang meragukan segala sesuatu, termasuk apa yang diyakini sebagai benar, kita dapat melangkah lebih jauh menuju pada kebenaran yang lebih pasti dan lebih sempurna. Dan jika ditanyakan perlukah ada sikap skeptisisme? Ya, tentu saja perlu. Tanpa skeptisisme tidak ada pengetahuan yang berusaha menjadi sempurna.

No comments:

Post a Comment